Membicarakan bahasa pemrograman yang populer, tampaknya kita tak dapat lepas dari Java, C, C++, PHP, JavaScript, dan Python. Bahasa pemrograman Python malahan sekarang sudah diketahui secara populer di kalangan developer Indonesia. Python, malah kini menempati posisi keempat bahasa pemrograman populer versi Tiobe Index. Cek juga informasi terupdate tentang bahasa pemrograman di kodedasar.com.

Guido van Rossum mulai mengoptimalkan Python di Stichting Mathematisch Centrum (CWI), Amsterdam pada tahun 1990. Dalam pengembangannya, Python banyak terpengaruh oleh bahasa pemrograman ABC. Bahasa ABC sejatinya merupakan bahasa pemrograman untuk komputasi personal. CWI merancangnya sebagai bahasa pemrograman untuk keperluan pengajaran dan pembuatan prototipe. Kendati pada awalnya menyasar para pemula, bahasa ini diklaim sebagai tool yang ampuh, baik bagi pemula ataupun para ahli.

Sebagai bahasa pemrograman yang bersifat open source, Python dikenal mempunyai banyak kelebihan. Kau bisa menjelajahi banyak hal via Python. Bahasa ini malah telah dimanfaatkan untuk memaksimalkan website, video game, GUI desktop, hingga perangkat lunak.

Keramahan Python untuk ekosistem Internet of Things juga kelihatan pada pengembangan cara dalam bahasa pemrograman yang namanya diambil dari program Kaca Monty Python’s Flying Circus ini. Tercatat, televisi platform beberapa seperti YouTube, Google Code, dan Google AdWords, Instagram, Dropbox, serta Quora pun malah dibangun dengan bahasa pemrograman satu ini.

Pemanfaatan Python di ranah analitik data
Apakah kamu kau di bidang analisa data? Sekiranya iya, mungkin kau telah familier dengan pemanfaatan Python dalam data. Di ranah ini, sudah Python telah melingkupi banyak hal.

Sebagian platform populer seperti Spotify dan Netflix sebagian yaitu platform yang sudah memanfaatkan Python dalam analisis data. Pengaplikasian dalam kedua platform ini, utamanya menonjol pada bagaimana Spotify nampak menganjurkan dan Netflix menonjol film menyarankan para pelanggannya.